Siapa sih yang nggak tahu negara Thailand? Negara yang memproduksi banyak film berkualitas ini tidk diragukan lagi, tema dari filmnya juga beragam dari yang biasa sampai luar biasa. Salah satu temanya adalah LGBT. Ya, negara ini sangat terkenal dengan film bertema LGBT. Film Thailand bertema LGBT yang baru saja saya tonton adalah Secret Love, dari judulnya saja sudah menimbulkan tanya dalam benak kita. Lalu seperti apakah filmnya?
![]() |
Final scene dari Secret Love (sumber: sampaloctoc.blogspot.com) |
Secret Love berkisah tentang drama asmara yang terjadi antara pasangan gay muda. Tar dan Wan sudah menjalin hubungan sangat lama, keduanya tinggal bersama di sebuah apartemen. Keduanya memiliki hubungan yang sangat romantis dan keromantisan itu tidak terjalin lama saat Wan diterima bekerja. Di kantor Wan bertemu dengan Ohm, seniornya yang secara tidak langsung menarik perhatiannya. Pada awalnya Wan mengatakan bahwa dia sudah punya pacar, itulah yang akan dikatakannya pada orang yang mendekatinya. Tapi seiring berjalannya waktu, Wan mulai menikmati perhatian berlebih yang diberikan oleh Ohm. Keduanya semakin dekat dan Wan pun jatuh cinta pada Ohm. Konfliknya rumit karena si Tar pun telah mengetahui hubungan Wan dan Ohm. Bahkan Tar pun berkata pada Wan apabila hubungan mereka tak bisa dilanjutkan lagi dia akan menerimanya. Saat ulang tahun Wan, Tar telah mempersiapkan sebuah hadiah kejutan—sebuah video tentang hubungan mereka. Namun, Wan tidak pulang karena merayakan ulang tahun bersama teman-teman kantornya. Tar pun mulai berkomunikasi dengan Ohm, agar tidak mengganggu hubungan mereka. Film ini mengambil setting di lingkungan yang sangat gay friendly terutama di kantornya.
Kejutan-kejutan dalam film ini membuat saya gregetan ketika menontonnya. Oke, jadi si Tar ini adalah typical laki-laki yang perhatian dan bisa menerima keadaan meski kenyataannya pahit. Kemudian si Wan ini adalah cowok yang emosional dan melankolis. Sedangkan si Ohm ini adalah sesosok lelaki dewasa yang bisa menempatkan diri di mana pun singkat kata dia bijak. Ending-nya unpredictable, terkesan aneh dan menggelitik. Tak ada singgungan konflik dengan dunia straight membuat film ini murni film gay. Dan tentu saja tidak vulgar, miskin dengan adegan ranjang tapi kaya dengan adegan romantis.
Hal semacam ini, ketika sebuah cinta segitiga muncul bisa saja terjadi dalam hubungan asmara baik straight maupun gay.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusO wans terminou sozinho?
Hapus