Selasa, 11 November 2014

Review Novel “The Secret of Two Suns”


Pertama kali ketika melihat novel ini diantara tumpukan buku diskon, saya seperti menemukan harta karun. Jujur sudah lama sekali saya penasaran dan ingin membaca novel ini. sampul belakang yang diisi testimoni oleh beberapa orang yang saya tak tahu pun seakan menambah daya tarik untuk mengambil buku ini dan membawa ke kasir. Cinta sejati. Beberapa testimoni memuat kata itu.


Jadi novel ini berkisah tentang Febrian dan Ardan, mereka adalah teman dari masa SMA dan Febrian menyukai Ardan. Ardan merasa aneh dan dipermainkan oleh sahabatnya, dia pun marah dan meninggalkan Febrian yang tengah berada di sebuah acara bersama teman-teman SMA lainnya. Oke, jadi saya tidak akan banyak membuat sinopsisnya. Karena begitu banyak kejutan dalam tiap lembar novel ini. Konfliknya sama seperti novel gay sebelumnya yang ditulis oleh penulis yang sama. Entah kenapa penulis senang sekali memberi pekerjaaan sebagai pelacur untuk tokoh di novelnya, novel sebelumnya pun sama. Seperti tidak ada pekerjaan lain yang patut disematkan untuk seorang gay. Penokohan yang terlalu sempurna membuat saya mual, mual karena mencoba untuk membayangkan si tokoh yang punya wajah menawan, bibir tipis dan segala tetek bengeknya, dan tentu saja tubuh atletis yang entah didapat dari mana. Jujur ketika membaca novel in bayangan yang berputar dalam otak saya adalah beberapa adegan dari film gay Korea, No Regret yang mempunyai jalan cerita yang sama dengan novel ini. Tentang seorang pelacur gay, janji, cinta dan pernikahan. Selain itu juga soal dendam si tokoh terhadap tokoh yang meninggalkannya dan menikah dengan perempuan karena paksaan orangtua tokoh. Hampir mirip dengan novel ini. Kemudian pembalasan dendam yang juga hampir mirip, dalam novel ini lebih pembalasan dendam melalui perantaraan tokoh lain, sedangkan dalam No Regret dilakukan sendiri dengan bantuan orang lain. Jadi tidak ada sesuatu yang baru dalam novel ini. Apalagi dengan masalah soal cinta sejati itu. 

Kemudian soal tokoh utama yang lagi-lagi mati. Novel sebelumnya juga mati dengan tidak jelasnya karena kecelakaan. Di novel ini mati karena dengan sangat so sweet-nya tak tega melihat cowok yang disukainya dipukuli oleh orang suruhannya sendiri dan memberikan badannya untuk dipukuli sampai mati. Dan lagi-lagi adegan ini mengingatkan saya pada adegan final dari film gay Jepang, Boys Love yang hampir sama. Tokoh mati karena melindungi cowok yang disukainya dari tikaman pisau temannya yang diam-diam menyukainya. Jadi mungkin definisi cinta sejati dalam novel ini adalah cinta yang dibawa mati. Tidak lebih dari cinta yang meluap bersamaan dengan birahi yang memuncak.  Ada adegan yang menurut saya tidak masuk akal, bagaimana bisa dalam keadaan babak belur bisa-bisanya bercinta. Otaknya udah kalah sama nafsu kali ya?

Selain itu ada juga typo konstan, yang sama dalam satu kata yang muncul cukup sering. Entah ini dibiarkan saja atau terlewatkan oleh si penulis dan tentu saja editornya. Sedikit menyesal kenapa saya membeli novel ini, karena semuanya sama. Adegan penaburan jenazah Ardan ini juga tidak jelas karena Ardan ini tidak dijelaskan latar belakangnya yang mendukung adegan penaburan abu jenazah ini. Intinya  saya kecewa ketika menyelesaikan membaca novel ini. 

Judul                     : The Secret of Two Suns
Penulis                  : Rudy Efendy
Penerbit                : Laksana Fiction (Imprint DIVA Press)
Kota terbit            : Yogyakarta
Jumlah halaman     : 322  halaman
Cetakan                : Pertama, Juni 2013
ISBN                    :  978-602-7933-13-2

0 komentar

Posting Komentar